First Journey

Latar : Shinobi Capitol
Cuaca : Bersalju
Suasana : Siang, suhu 10 derajat

Sudah cukup lama waktu yang ia habiskan di kapal motor yang dinaiki olehnya, pemuda yang menjadi gurunya dan juga teman seperguruannya itu. Dan sekarang, kakinya sudah menginjak di sebuah tempat yang sering disebut sebagai Shinobi Capitol. Tas punggung yang cukup kecil yang ia bawa terus tampak kotor karena salju.

"Apakah ini tempat yang kita tuju?" menoleh kearah sekelilingnya saat itu. Menaruh telapaknya di atas kedua alisnya untuk menghalangi cahaya silau dari matahari. Tersenyum dan menghela nafas, ia ingin segera beristirahat tanpa harus melihat laut lagi.

"Hei sensei, Kudo cepatlah kemari!" teriaknya sambil berbalik dan melambaikan tangannya kearah kedua orang yang menjadi rekan seperjalanannya sekarang ini.

OOT : kalau ada yang salah silahkan dibenahi u.u

'Akhirnya sampai juga,' batin Andri yang telah memijakkan kedua kakinya di Shinobi's Capitol.
Jacket tak terlihat lagi di tubuh Andri, hanya kimono putih berlengan pendek.
Andri memperhatikan sekelilingnya yang dihiasi banyak ninja, ada yang berjualan, berbincang-bincang, dll.
Saking padatnya tempat ini, seorang shinobi tak sengaja menabrak Andri.
"eh maaf," gumam shinobi itu
"Sebentar, saya mau bertanya, tempat penginapan dimana ya?" pertanyaan keluar sebelum shinobi itu pergi.
"oh, silahkan menuju ke utara, kira-kira 200 meter lagi, akan ada hotel besar" shinobi itu langsung pergi dengan tidak sopan, mungkin karena ia super sibuk
"Baiklah. Ehmm...." gumam Andri sambil berjalan menuju ke simpang jalan, tepatnya tempat makanan cepat saji sambil berharap kedua muridnya mengikutinya.
Akan tetapi, langkahnya terhenti karena ia baru ingat bahwa ia tak membawa uang sedikitpun.
"Kita ke utara saja," gumam Andri datar dgn sedikit sweatdrop.
Sambil berjalan pelan diantara kerumunan shinobi, Andri sangat berharap ada bantuan datang, meskipun peluangnya sangat kecil

Kudo bangun dari duduknya sambil sempoyongan
"Wakkk,,, mabuk laut.... woii tunggu aku." Kudo menutup mulutnya, dia mual.
"Tunggu." Kudo berlari kearah Andri yang meninggalkannya.
Hingga akhirnya sampai juga ditempat sensei dan Yuuya temannya.

Tampaknya gurunya melaluinya begitu saja—baiklah tidak apa-apa, lagipula tidak ada yang perlu dipercepat. Ia berjalan sambil menatap sekeliling dimana banyak orang yang berlalu lalang dan juga menjajakan semua barang dagangan atau hanya sekedar bergosip dan juga berbincang-bincang.

"Kenapa ke Utara?" menatap bingung sang guru, tetapi pada akhirnya semua itu langsung terputus saat mendengar suara Kudo yang masih tertinggal di belakang, "ayolah kau lamban Kudo!"

Quote :

"Kenapa ke Utara?"

---

"karena kita akan menginap." balas Andri datar.
"tubuhku sudah terlalu lemah," lanjut Andri.
Melihat Kudo yang tertinggal dibelakang, Andri berhenti sejenak untuk menunggu muridnya Kudo.
Setelah muridnya tiba, andri melanjutkan perjalanannya lagi tanpa peduli muridnya ikut atau tidak. Itu karena Andri tak mau roboh ditempat keramaian ini. Karena sudah terlalu lemah, Andri akhirnya mengambil tindakan. Dirogohnya kantung senjata untuk mengambil sebuah pil berwarna hitam sebesar kelereng. Ditelannya pil itu tanpa minuman sambil berjalan.
Beberapa menit kemudian, wajah Andri yang tadinya pucat, kini cerah kembali.
'Pil yang bagus, tapi hanya tersisa dua. Aku harus bijak dalam menggunakannya,' batin Andri yang masih berjalan, entah diikuti kedua muridnya atau tidak. Entahlah.

"Ah begitu." mengangguk-angguk mengerti, walaupun sebenarnya tidak perlu mereka sampai menginap di hotel sih, kenapa tidak berkemah atau semacamnya tanpa perlu mengeluarkan biaya sama sekali?

Menoleh untuk melihat sang pemuda yang jadi gurunya ini meminum pil berwarna hitam, tampak penasaran dan mendekati sang guru sambil menatap pil itu.

"Itu apa sensei?"

Kudo melihat ke arah gedung-gedung pencakar langit di Shinobi Capitol.
"WOOOAAAAH.... Hebat banget,, keren." kata Kudo.
Seketika mabuk lautnya hilang.
Kudo berusaha mengejar yang lain, hingga akhirnya dia sampai di tempat Yuuya dan Andri.
"Kita mau kemana nih?." kata Kudo.

Quote :

"Itu apa sensei?"

---

"ehm, sebuah pil." balas Andri singkat.
Ia masih berpikir tentang menginap di hotel yang akan mengeluarkan banyak uang.
Dan ia juga berpikir tentang tempat berlatih yang tepat.

Quote :

"Kita mau kemana nih?"

---

"Itu yang sedang kupikirkan. Ada ide?" andri berhenti sejenak untuk berunding tentang kemana tujuan yang tepat.
Ia berharap murid-muridnya tak mengeluarkan ide gila.
Sambil menunggu jawaban dari kedua muridnya, Andri menatap matahari yang sangat terik dengan mengecilkan pupilnya.

"Pil?" memiringkan kepalanya bingung, tetapi memilih untuk menyelidiknya sendiri daripada menanyakannya pada pemuda itu. Bagaimanapun tidak akan mungkin pemuda itu akan mengatakannya dengan mudah tentang pil itu kalau jawabannya saja singkat padat dan jelas seperti itu.

"Latihan atau mengambil misi? oh-oh, atau makan?"

Tampak bersemangat dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Kudo pun berpikir, lalu seperti kesurupan setan, dia pun berkata.
"Hm,,,, kita Shooping, berburu diskon, cari baju cucok, tas cucok,,, terus terus,,,, yang diskonnya gede gicu,,,, yuuuk mariiiieee." katanya sambil bergaya ala mekong.

Tap...tap...tap...tap...tap...
Seorang bocah yang berada diantara kerumunan memperhatikan kiri-kanannya, dan akhirnya, matanya tertuju pada sebuah gedung.
'Nih gedung bagus banget'Gumamnya dalam hati.
Ia pun berjalan Sambil melihat di luar gedung shinobi kapitol.
Tiba tiba ia melihat 3 orang yang terlihat anak orang kaya, karena belum makan, syahdan, ya namanya syahdan langsung berlari menabrak pemuda yang memakai kimono putih lengan pendek dan dengan sigap mengambil kantung senjatanya.
Kemudian, syahdan berlari kencang melewati kerumunan orang-orang dengan cara berlari zigzag sambil berharap pemuda tadi tak menyadarinya.

seseorang shinobi muda yang datang berjalan kak
"inikah shinobi capitol" pikir rey dalam hati
"Disini cukup indah" kembali rey berpikir dalam hati
dia pun menjelajahi seluruh semua di shinobi capitol
"tetapi aku tidak mempunyai teman di sini" Rey pun melihat ke arah semua orang

Quote :

Tiba tiba ia melihat 3 orang yangterlihat anak orang kaya, karena belum makan, syahdan, ya namanya syahdan langsung berlari menabrak pemuda yang memakai kimono putih lengan pendek dan dengan sigap mengambil kantung senjatanya.

---

Sedang asik-asiknya Andri berunding dengan kedua muridnya, tiba-tiba seseorang menabraknya dengan cukup keras.
"eh?" beruntung tubuh Andri tak terlempar karena tangan kanannya memegang pundak Yuuya.

Quote :

Kemudian, syahdan berlari kencang melewati kerumunan orang-orang dengan cara berlari zigzag sambil berharap pemuda tadi tak menyadarinya.

---

Merasa kehilangan sesuatu, Andri langsung memeriksa kantung senjatanya.
"!!!" akhirnya Andri menyadari bahwa orang tadi mencuri kantung senjatanya.
Segeralah ia melompat ke atas atap bangunan yang tak terlalu tinggi dan berlari dari satu atap ke atap lain dengan kencang dengan berlari sekuat tenaga yang ia miliki sambil merapal jutsu.
"Katon! Housenka No Jutsu!"
Andri menembakkan housenka dari atap sekali saja dan ternyata itu cukup membuat pencuri kantung senjata terjatuh.
Beruntung ia tak terluka parah.
Tanpa ba-bi-bu lagi, Andri melompat ke arahnya dan segera mengambil kantung senjata yang memang miliknya.
Detik berikutnya, dilekatkannya kembali kantung senjata tersebut.
"apa maksudmu bocah?!" tanya Andri marah.

Quote :

"Hm,,,, kita Shooping, berburu diskon, cari baju cucok, tas cucok,,, terus terus,,,, yang diskonnya gede gicu,,,, yuuuk mariiiieee."

Menatap dengan tatapan-oh-yang-benar-saja-apa-yang-kemasukan-didalam-dirimu-Kudo? Saat mendengar dan melihat apa yang dikatakan dan nada bicara dari pemuda bernama Shinichi Kudo itu.

Berjalan menjauh beberapa langkah dari pemuda itu dan tampak mencoba untuk berjalan biasa walaupun jaraknya cukup jauh dari Kudo.

"Sensei tahu kenapa dia seperti itu?" berbisik sambil mendekati pemuda yang menjadi gurunya itu. Tetapi sepertinya sang guru sedang 'asik' dengan hal lain dan melancarkan sebuah jutsu kearah seseorang disana.

"Eh? Sensei ada apa?" teriaknya sambil menatap pemuda itu dan menghampirinya saat mendekati seorang pemuda yang tampaknya mencari gara-gara dengan pemuda itu.

Quote :

Segeralah ia melompat ke atas atap bangunan yang tak terlalu tinggi dan berlari dari satu atap ke atap lain dengan kencang

Kudo yang asik ngomong-ngomong gak jelas melihat Andri melakukan gerak seperti itu kagum.
"Waaaaaaaahhhh, aku mau dong diajari gtu!!!!" kata kudo yang hidungnya mimisan karna melihat aksi Andri, Kudo lalu menghampiri Andri yang menangkap bocah yang mengambil sesuatu dari Andri.
"Kau ini jahat banget ya!!! beraninya kamu gitu, kau tau aku siapa? Ninja elite tau!" kata Kudo sambil bergaya ala Gai dari manga naruto.
"Akan kuhajar kau!" kata Kudo yang menyiapkan kepalan tangannya.

Quote :

"apa maksudmu bocah?!" tanya Andri marah.

Melihat muka orang itu marah Syahdan pun menjawab dengan nada pelan
"Aku sebenarnya lapar, uangku tidak ada,aku tak tau harus bagaimana? jadi aku ambil kantung itu"
Syahdan pun kembali berkata " Maafkan aku, tolong jangan lukai aku lagi"

Quote :

"Akan kuhajar kau!"

---

"eh? jangan dulu kudo." andri tak menyadari bahwa Kudo mengikutinya, tapi mana Yuuya?
Ahh sudahlah, itu tak penting.

Quote :

"Aku sebenarnya lapar, uangku tidak ada,aku tak tau harus bagaimana? jadi aku ambil kantung itu"

---

"kantung itu hanya berisi senjata ninja!" andri masih geram. Tapi perlahan menghilang karena ia merasa kasihan dengan bocah ini.

Quote :

" Maafkan aku, tolong jangan lukaiaku lagi"

Andri berpikir sejenak dengan menutup matanya, tak berapa lama, matanya terbuka lagi.
Lalu ia mengulurkan tangan kanannya pada bocah itu agar kembali berdiri tegak.
"baiklah," gumam Andri.
Setelah bocah itu berdiri tegak, andri mengucapkan sesuatu, "Kelihatannya kau berbakat menjadi ninja."
"Berniat jadi ninja?" tanya Andri dengan senyuman tipis di wajahnya.

Quote :

"eh? jangan dulu kudo." andri tak menyadari bahwa Kudo mengikutinya, tapi mana Yuuya?
Ahh sudahlah, itu tak penting.

Kudo menghela nafas, "Baiklah Sensei." katanya tak jadi memukul anak itu.
Kudo lalu mendengar penjelasan dari anak itu, dia langsung terisak "kasian sekali." katanya sambil mengusap matanya yang berair.

Quote :

"kantung itu hanya berisi senjata ninja!" andri masih geram. Tapi perlahan menghilang karena ia merasa kasihan dengan bocah ini.

Syahdan hanya terdiam dengan muka yang pucat karena kelaparan
"oh,jadi hanya berisi senjata ya,kalau begitu,maafkan aku ya"ujar syahdan dengan nada sedang

Quote :

"Berniat jadi ninja?" tanya Andri dengan senyuman tipis di wajahnya.

Syahdan menjawab pertanyaan orang itu
"iya,aku dari dulu ingin sekali berniat jadi ninja"jawab syahdan dengan nada semangat
Syahdan lalu bertanya ke pada orang itu
"oh iya namamu siapa,Aku boleh kenalan gak?"tanya syahdan

Meeh—sedaritadi sepertinya keberadaannya tidak ketahuan, apakah karena waktunya dengan sang guru berdekatan hingga akhirnya ia yang sedaritadi sudah berada di samping gurunya tidak terlihat?

Quote :

"Kau ini jahat banget ya!!! beraninya kamu gitu, kau tau aku siapa? Ninja elite tau!"

"Entah sejak kapan kita menjadi ninja elit," gumam Yuuya mendengar perkataan dari Kudo yang lebih tepatnya ngasal-asalan. Atau memang ia bukannya ninja elit sih—setidaknya belum. Mendengar sang guru mengatakan apakah pemuda itu ingin menjadi ninja atau tidak—satu pertanyaan terbesit di fikirannya.

"Sensei memang sedang mencari murid ya?"

Quote :

"oh iya namamu siapa,Aku boleh kenalan gak?"

---

Andri terdiam sejenak, lalu akhirnya angkat bicara juga, "sopanlah sedikit pada sensei-mu,"
"Namaku, Uchiha Andri." akhirnya andri memberitahukan nama-nya kepada tiga orang muridnya.

Quote :

"Sensei memang sedang mencari murid ya?"

---

"eh?" andri yang sedari tadi sedang berbincang dengan calon muridnya ini dikejutkan oleh kedatangan Yuuya yang tiba-tiba.
Andri tak menjawab pertanyaan Yuuya, ia malah berbalik hadap sambil mengedipkan mata kirinya dengan senyuman nakal pada Yuuya dan tentu saja tak ada yang mengetahui-nya. Dibalik hal ini pasti ada kejutan besar yang patut ditunggu.
"baiklah kalau begitu, kita akan ke...Hogwarts! Kalian siap?" tanya Andri tegas.

Quote :

"baiklah kalau begitu, kita akan ke...Hogwarts! Kalian siap?" tanya Andri tegas.

"Hogwart? tempat macam apa itu?" kata Kudo sambil berpikir.
"Namanya begitu aneh, Hog yg berarti kabut dan War berarti perang, jadi itu tempat dimana orang berperang didalam kabut gitu ya sensei?." kata Kudo centil.

Quote :

"Hogwart? tempat macam apa itu?" kata Kudo sambil berpikir.

---

"Tempat...tempat...ahh sudahlah," andri berusaha menjelaskan, namun ia sendiri tak tau bagaimana menjelaskan apa itu Hogwarts.

Quote :

"Namanya begitu aneh, Hog yg berarti kabut dan War berarti perang, jadi itu tempat dimana orang berperang didalam kabut gitu ya sensei?."

---

"Sudahlah, jangan banyak mengoceh." ucap Andri sinis.
Sementara itu, waktu semakin sore saja.
Matahari hampir tak terlihat dan para shinobi di Shinobi's Capitol mulai berpulangan.
"Baiklah, perjalanan menuju Hogwarts cukup jauh. Untuk itu, kita akan berkemah dilapangan terbuka." gumam Andri dengan diikuti kakinya yang melangkah tak kalah dari nafas-nya. Tak peduli ketiga muridnya ikut atau tidak. Itulah sifatnya, cuek.

Sedikit bingung dengan percakapan tentang tempat bernama Hogwartz itu, yang sudah menjadi sebuah peralihan sang guru dari pertanyaan miliknya. Benar-benar deh, mengelak dengan cepat dan tidak membicarakan tentang pencarian murid itu.

"Aku akan mengikutimu saja..." menghela nafas dan berjalan hingga sadar sesuatu, "jadi tidak jadi istirahat di hotel?"

Quote :

"Tempat...tempat...ahh sudahlah,"

---

Kudo melihat Andri dengan sedikit sweatdrop.

Quote :

"Sudahlah, jangan banyak mengoceh." ucap Andri sinis.

---

Kudo pun sedikit takut karna sikap tegas senseinya, dia mundur 1 langkah menjauhi senseinya
sementara itu sudah sore.

Quote :

"Baiklah, perjalanan menuju Hogwarts cukup jauh. Untuk itu, kita akan berkemah dilapangan terbuka." gumam Andri dengan diikuti kakinya yang melangkah tak kalah dari nafas-nya. Tak peduli ketiga muridnya ikut atau tidak. Itulah sifatnya, cuek.

---

"Berkemah?? wah!!! kita buat api unggun, lalu nyanyi lagu api unggun, lalu membakar marsmhallow, lalu...lalu...." kata Kudo yang saat di Kirigakure diam sekarang sangat cerewet dan konyol sembari mengikuti senseinya dari belakang.